Dunia
ini diciptakan dengan segala kesempurnaanNya. Diciptakannya wanita di dunia
adalah salah satu bentuk kesempurnaan-Nya. Bagaimana tidak? Wanita diciptakan
dengan mengemban amanah yang luar biasa. Wanita melahirkan generasi penerus
agama dan bangsa. Tokoh masyarakat, ulama, dosen, bahkan seorang presiden lahir
dari rahim seorang wanita. Tidak hanya melahirkan lalu amanah seorang wanita
selesai begitu saja. Disinilah peran
wanita sesungguhnya. Wanita yang biasa disebut ibu, menjadi madrasah pertama
bagi anaknya. Peran wanita yang tidak terlepas dari campur tangan laki-laki
akan menjadi pembentuk akhlak dan moral para generasi penerus. Melahirkan,
mendidik, dan membentuk merupakan amanah yang tidak main-main Allah berikan pada
wanita. Tidak heran jika sering dikatakan bahwa ada wanita dibalik kesuksesan
orang-orang besar.
Namun pada kenyataannya, sejak zaman nenek moyang
kita, wanita disebut sebagai makhluk
yang lemah. Tidak disalahkan memang, tapi bukan berarti wanita tidak dapat bekerja
seperti laki-laki, tidak dapat bersekolah dan berkarier seperti laki-laki, apalagi
dianggap berbeda dalam hal ketaqwaan pada Allah SWT. Sebagai wantia harus
memiliki prinsip kuat, tidak seperti pepatah Jawa yang mengatakan bahwa “Surgo Nunut Neroko Katut”. Prinsip kuat
sebagai bekal dalam kehidupan yang banyak terdapat pengaruh negative, yang menjadi
ancaman bagi wanita. Prinsip cerdas, bukan
prinsip taqlid semata. Betapa malangnya wanita jika tidak berbekal prinsip kuat
dan cerdas. Akan benar terbukti bahwa wanita memang lemah dalam hal jasadiyah
maupun fikriyah, na’udzubillahi min dzalik. Gak mau kaaann???
Sekarang banyak nih para wanita yang
berkarier, bahkan Presiden kita yang ke-5 adalah seorang wanita, jadi kita
sebagai wanita jangan menganggap bahwa diri kita lemah, buktikan bahwa kita
juga dapat melakukan apa yang dilakukan oleh kaum Adam ini (dalam hal karier, pendidikan,
dan ketaqwaan lho yaa). Di negeri Indonesia yang gemah ripah, pernah ada wanita-wanita yang luar biasa. LIhat aja….Ratu Shima memimpin
kerajaan di Jawa Tengah dengan adil dan sejahtera, lalu Ken Dedes yang telah
mengharubirukan kaum laki-laki hingga terjadi huru hara di Kerajaan Singosari,
belum lagi Kerajaan Majapahit yang juga pernah dipimpin oleh seorang wanita
sukses meluaskan wilayah kerajaannya hingga luar Jawa. Di zaman Belanda muncul wanita yang melakukan perlawanan, sebut saja Cut Nyak Dien, Dewi Sartika,
Raden Ajeng Kartini dan tentunya masih banyak lagi. Gak mungkinlah mereka hanya ngurusin dapur, kamar sumur, dan sumur.
Udah jelas kaum hawa ini bejuang
memikirkan nasib bangsanya dan mereka memasuki wilayah publik atau masyarakat
yang biasanya didominasi oleh kaum laki-laki. Keren gak tuuuh??
Apalagi saat ini di zaman yang udah mengglobal, wanita itu sudah harus
mengambil peranan dimana saja. Lucu kedengarannya kalau masih saja ada bacaan :
Ibu ke pasar ayah ke kantor, ibu ke dapur ayah baca koran. Tapi kita juga harus
patuh menghargai peranan para Ibu Rumah Tangga, karena mereka mempunyai peranan
yang sangat penting dalam kesuksesan anak-anak dan suami mereka. Tapi walau
bagaimanapun, memang kodrat seorang wanita itu mengurus keluarga (bagi yang
sudah berkeluarga), kita sebagai wanita boleh menunjukkan kemampuan dan
kelebihan yang kita miliki, tapi bagi yang sudah berkeluarga harus bisa membagi
waktu antara pekerjaan dan keluarga, agar wanita bisa setara dengan laki-laki
dalam hal karier, tapi tidak melupakan kodratnya sebagai wanita. OK!!!
Ayo! para wanita mulai detik ini buktikan
jika kita mampu berkarya, dan berkreasi sesuai dengan kemampuan kita. Amanah
besar ada di pundak kita.. Buktikan Wanita
EMANG LUAR BIASA.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar