Kamis, 23 Januari 2014

MARI BER-KEPO-RIA UNTUK INDONESIA LEBIH BAIK

 “Pemimpin paripurna adalah pemimpin yang sudah selesai dengan urusan dirinya. Ia tak lagi berburu kekayaan, ketenaran, kebanggaan, kenikmatan, ataupun atribut protokolernya, karena yang dikejar hanya bagaimana rakyat bisa tersenyum bahagia.” (Wiranto)

Senin, 20 Januari 2014 lalu saya dalam perjalanan balik dari Wonogiri menuju Semarang. Seperti biasa, saya merogoh kocek untuk membeli koran untuk menemani perjalanan saat itu. Koran SOLOPOS yang akhirnya menarik saya untuk mengambilnya. Seperti koran-koran kebanyakan, di halaman pertama berisi headline-news yang biasa membuat kepala pening seketika. Permasalahan bangsa yang sepertinya tak akan tuntas bahkan malah ditambah oleh masalah-masalah lain yang sebenarnya timbul dari diri kita masing-masing. Hingga rasanya masalah-masalah itu menumpuk dan membuat banyak jiwa tidak bergerak untuk menuntaskannya. Tak sadarkah jika setiap jiwa sejatinya membawa masalah bagi lingkungannya? Ah sudahlah, mari lanjutkan.   

Rabu, 22 Januari 2014

RANTAU 3 : PROFESI DADAKAN

"Diantara resiko dari melakukan pekerjaan yang tidak kita cintai adalah membuat kita tidak mempelajari apapun dari apa yang kita kerjakan"

Semester pendek merupakan waktu yang cukup banyak luangnya. Ya bagaimana tidak, waktu hanya diisi untuk kuliah yang tidak setiap hari. Pertemuan kuliah yang hanya tiga kali setiap minggunya, selebihnya adalah waktu kosong yang sering terbuang begitu saja tanpa produktivitas. Kegiatan organisasi yang biasanya menyibukkanpun tidak ada karena dalam waktu liburan. Hal inilah yang membuat kebosanan dan kerinduan sering menyerang. Untuk itu, saya memutuskan untuk mencari kegiatan yang dapat mengisi waktu-waktu luang saya dengan kebermanfaatan (gaya).  

Sabtu, 11 Januari 2014

BREAK!

Rumit? Hidup dibawah tekanan? Merasa bahwa segala sesuatu tidak berjalan dengan kehendak yang diinginkan? Atau sedang berada di lingkungan yang selalu memojokkan? Dituntut untuk ini dan itu. Kondisi seperti ini yang mungkin sering membuat raga terdorong untuk istirahat atau bahkan berhenti dari kehidupan ini. Ya, istirahat atau berhenti dari kondisi yang dianggap memberatkan.