"Diantara resiko dari melakukan pekerjaan yang tidak kita cintai adalah membuat kita tidak mempelajari apapun dari apa yang kita kerjakan"
Semester pendek
merupakan waktu yang cukup banyak luangnya. Ya bagaimana tidak, waktu hanya
diisi untuk kuliah yang tidak setiap hari. Pertemuan kuliah yang hanya tiga
kali setiap minggunya, selebihnya adalah waktu kosong yang sering terbuang
begitu saja tanpa produktivitas. Kegiatan organisasi yang biasanya
menyibukkanpun tidak ada karena dalam waktu liburan. Hal inilah yang membuat
kebosanan dan kerinduan sering menyerang. Untuk itu, saya memutuskan untuk
mencari kegiatan yang dapat mengisi waktu-waktu luang saya dengan
kebermanfaatan (gaya).
Banyak hal yang bisa dilekukan sebenarnya, jika kreatif menghadapi kondisi seperti ini. Ah sayang, saya belum menjadi bagian dari komunitas kreatif itu. Ada teman saya yang mengisi
waktunya dengan menyulam kain kasa. Membuatnya menjadi tas, tempat handphone, gantungan kunci, bros, hingga
sampul Al Qur’an. Lalu hasil kreasi mereka dijual. Sayangnya ini bukan keahlian
saya. Entah, sudah beberapa kali saya mencoba untuk melatih tangan saya untuk
bergerak cantik dan bisa menghasilkan sebuah karya yang cantik juga. Namun, memang
harus diakui jika tangan ini bukan jodoh dengan jarum, benang, kain kasa, atau
hal lain yang berkaitan dengan kerajinan tangan. Mungkin tangan saya memang
tidak rajin, entahlah lupakan.
Hari spesial itu
datang. Mempertemukan saya dengan teman baik yang menawarkan kegiatan yang
sekiranya bisa sejenak menghilangkan kebosanan dan rasa rindu yang sering
menghantui. Ternyata, dia menawarkan sebuah profesi. Guru Privat. Awalnya saya
ragu, dengan profesi ini. Saya merasa kurang percaya diri untuk mengajarkan
orang, teringat kemampuan saya yang terbatas atau bahkan bisa jadi murid saya
nanti yang lebih pintar dari saya. Satu hari saya mempertimbangkannya dan
akhirnya menemukan kata sepakat. Saya mau belajar, alasan saya waktu itu. Teman
baik sayapun mengantarkan saya ke tempat dimana Guru Privat di distribusikan (barang
kali). Sebuah rumah yang disebut dengan Lembaga Bimbingan Belajar yang terletak
di Perumahan Bukit Diponegoro. Setelah perkenalan, saya harus mengisi beberapa
form yang di dalamnya berisi biodata, kontrak kerja, dan lembar kesepakatan.
Tanpa basa-basi saya langsung diberi alamat rumah sang murid, tidak
tanggung-tanggung pula si owner memberikan
saya dua murid.
“Satu saja masih tanpa
bayangan, malah langsung dikasih dua.” Batin saya.
“Ini mbak, karena yang
biasa ngajar lagi banyak yang pulang ke rumah liburan semester makanya saya
langsung kasih dua orang murid. Gak masalah kan?”
Saya mencoba
mengeluarkan senyum terbaik kala itu, “Iya mbak, gak masalah insya Allah.”
“Dua-duanya murid SMP
Kelas VIII, sekolah internasional mbak dua-duanya. Bahasa Inggrisnya juga gak
jadi masalah kan ya?”
GLEK!!! “Ya mbak,
insya Allah gak masalah. Matematika saja kan mbak?”
“Biasa sih masalahnya
di pelajaran IPA mbak. Ya Matematika, Fisika, Kimia.”
“Oh ya mbak.” mencoba tetap
senyum terindah.
Akhirnya, sejak saat
itu dua bocil tersebut menjadi bagian
dari hidup saya, Arul dan Zahra. Sedikit bisa membuat saya merasa lebih
bermanfaat dan menghilangkan kebosanan serta rasa rindu terhadap rumah. Selain
berinteraksi dengan mereka yang lebih muda, saya bisa mengobati rindu pada rumah
dengan kehadiran anggota keluarga sang murid dan camilan khas rumah yang selalu
menemani kami belajar. Saya merasa menjadi anggota baru di keluarga mereka. Kurang
lebih enam bulan saya menemani mereka belajar menuju ujian semesternya. Hingga
saya memutuskan untuk berhenti sejenak karena kondisi kampus yang kembali
normal dengan kesibukannya.
![]() |
bocil |
Satu pelajaran buat
mahasiswa rantau kali ini, bahwa hidup pasti hanya begitu-begitu saja jika
menjalani hidup-pun hanya begitu-begitu saja. Maka, teruslah cari dan lakukan
hal-hal baru untuk hidup. Karena penyesalan baru akan muncul saat berumur 30
tahun, dan saat itu berpikir “Seandainya saya masih berumur 20 tahun, pasti
saya akan lebih cepat mengenal apa arti sebuah kebermanfaatan.”
“Mbak Nisa, Alhamdulillah si Arul nilai raportnya naik. Terutama pelajaran Matematika dan IPAnya. IPSnya turun mbak. Besok ibu tunggu ya di rumah.”
“GLEK!!!”
Edisi Semester Pendek 2013
allahua'lam bisshowab
Tidak ada komentar:
Posting Komentar