Senin, 25 Agustus 2014

DO'A

Saya memang sering 'bengong' saat malam hari memikirkan hal - hal yang menurut saya perlu dijadikan bahan 'bengong' yang asik buat saya, mulai dari hal yang sama sekali tidak serius, sampai hal - hal yang bisa dikatakan 'agak serius'. Sedikit banyak tentunya persoalan hidup yang menjadi trending topic ke-'bengong'-an saya. *sebenarnya ini gak penting

Saya merasakan bahwa setiap diri manusia pasti pernah terbang melayang mengikuti alur pikirannya yang terkadang pergi jauh, bebas, hingga cukup menyulitkan kita untuk menangkapnya kembali. Entahlah, ada yang alam pikirannya terbawa oleh masa lalu yang indah untuk dikenang, hingga sering mengutuki keadaan yang saat ini menurutnya tidak ideal. Ada juga yang terbawa pada bayangan - bayangan masa depan yang belum jelas kabarnya, mungkin dengan bayangan masa depan yang indah atau bayangan sebaliknya yang membuat kita terlalu cemas menjalani hidup. Ya, menurut saya hal ini bisa saja terjadi.  Terlebih, ketika tekanan atau saat dimana kita bingung harus melakukan apa, karena waktu yang kian berkurang, diiringi persoalan yang mengantri untuk diselesaikan.   

Kondisi seperti inilah yang juga membawa diri kita pada sebuah pengakuan bahwa diri ini adalah raga yang lemah, banyak rasa yang akhirnya ditimbulkan. Saat bingung harus melakukan apa, mengadu mungkin sering dijadikan pelabuhan terakhir untuk menambatkan tali, memberhentikan pikiran - pikiran liar yang hampir membuat kita lepas kendali. Mengadu pada yang lebih besar, lebih kuat untuk menanggung semua beban yang menumpuk, hingga akhirnya mampu kembali melayarkan perahu mimpi dan tujuan hidup ke depan.

"Maka, ia mengadu pada Tuhannya : "Bawasannya, aku ini adalah orang yang dikalahkan, oleh sebab itu tolonglah (aku)."  QS. Al Qomar : 10

"Katakan pada masalah yang besar, bahwa saya memiliki Allah yang lebih besar darimu. Mari kita bertarung!"

Allah swt. selalu membuka telinga untuk mendengar seluruh keluh kesah hambaNya. Do'a, disanalah terbentuk hubungan seorang hamba dengan Tuhan-Nya. Suatu hal yang akan selalu melekat pada kehidupan mereka yang beriman. Untuk itu, suatu hal yang perlu dibenahi bahwa sesungguhnya do'a merupakan bekal / modal utama seorang hamba melakukan perjalanan hidupnya, agar ia selalu kuat dan mampu menghadapi segala rintangan yang ada. Bukan saja menjadi tempat pembuangan, dimana saat kita akhirnya mengakui bahwa diri ini lemah tak berdaya.

Maka, jadikannlah do'a sebagai iringan langkah pertama kita menuju langkah - langkah selanjutnya. Karena sesuatu tidak terjadi secara kebetulan, tapi berdasarkan ketentuan yang ditentukan oleh Allah swt.

"Berdo'a bukan meminta pada Allah swt. untuk menghilangkan segala ujian kehidupan, namun meminta padaNya untuk senantiasa menguatkan pundak ini memikul segala ujian kehidupan yang ada. Bukankah ujian itu untuk meningkatkan derajat seseorang menuju level selanjutnya?"

Perlu ditekankan pula, bahwa sesungguhnya ladang kehidupan ini bukan hanya meminta pada do'a. Namun seperti hukum alam yang berlaku, bahwa ada yang meminta pun pasti ada yang diminta. Untuk itu, jadilah sebaik - baiknya manusia, sebaik - baik yang diminta dalam do'a - do'a mereka. 

Allahua'lam 

Bengong, 260814 1am.

Jumat, 22 Agustus 2014

PEMBERI SEMANGAT

"Apa kau kira bahwa pemberi semangat itu adalah orang yang surplus semangat? Mungkin tidak! Bisa jadi, ia lebih tak memiliki semangat dibanding dengan mereka yang telah ia beri semangat.
Ia hanya menyadari bahwa kesempatan memberi bukan untuk ditunda - tunda.
Ia akan memberi, walau sedikit yang ia punya.
Ia akan memberi, walau keterbatasan menyelimutinya.
Lalu, bagaimana ia mendapat semangat?
Mereka akan mendapatkanya saat ia memberikan yang sedikit itu pada banyak orang.
Oleh sebab itu aku tahu, bahwa ia tak henti - hentinya memberi.
Karena dengan memberi, ia akan mendapat apa yang ia beri.
Bahkan lebih."

Siang yang Mencoba memberi, 230814

Kamis, 14 Agustus 2014

Aku tahu, bahwa ini rindu namanya. 
Beginilah aku menganggapnya sebuah 'bekas' yang melekat, sangat kuat. 
Buah dari sebuah ukhuwah yang begitu manis kurasa.
Aku teringat kau menjabat tanganku dan memelukku erat saat bertemu.

Tetiba rindu...
Padahal belum genap sebulan kita berpisah untuk sebentar saja menunaikan kewajiban sebagai 'anak'.

Tetiba ingat...
Ingat begitu banyak kenangan yang tak bisa lengkap ku ceritakan.
Biarlah mereka tersimpan rapi dalam memoriku. 

Rabithah yang indah,  senantiasa akan ku kirimkan untuk kalian. 
Berharap hati - hati kita tetap bersatu dimanapun dan kapanpun. 
Berharap untuk senantiasa istiqomah di jalan ini. 

Selamat malam saudariku...
Semoga berkah hari ini, esok, hingga yaumil akhir kelak.

"Aku sadar bahwa istiqomah itu sulit. Namun, ia akan sangat mudah jika dijalani bersama."

Sampai jumpa di mimpi indahku, dan mari segera bangun untuk mewujudkan mimpi- mimpi itu.
Malam, 140814