Sabtu, 21 Juli 2012

Emansipasi atau Kesetaraan???


“ Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman. Maka sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan”. (Q.S. An Nahl [16] : 97)


Sebelum Islam datang, di masa jahiliyah kaum wanita dianggap sebagai manusia yang kurang berharga dan kurang berguna bagi kehidupan, bahkan hanya dianggap sebagai pelampiasan nafsu kaum lelaki, sesudah itu habislah perannya. Bahkan para ayah malu dan merasa aib apabila mempunyai anak wanita. Untuk menghilangkan rasa malu tersebut, mereka mengubur hidup-hidup anak perempuannya. Mereka betul-betul benci kepada kaum wanita, seperti apa yang dilakukan sendiri oleh Umar bin Khatab sebelum masuk Islam.
            Kehadiran Nabi Muhammad SAW ke dunia dinyatakan oleh Allah sebagai pembawa rahmat bagi semua umat manusia, termasuk kepada kaum wanita. Derajat wanita terangkat sebagai manusia yang mempunyai sifat lemah lembut. Hal tersebut dinyatakan dalam ayat-ayat Allah dan hadits-hadits Rasulullah SAW.
            Sejarah membuktikan bahwa sejak kelahiran Islam itulah, sebenarnya dimulai gerakan-gerakan kemerdekaan dan emansipasi wanita yang diawali oleh Nabi sendiri yang telah mempelopori kemerdekaan dan emansipasi wanita itu dimulai dari keluarganya sendiri, istri-istrinya dan putrinya, sanak keluarga-keluarga para sahabat. Dari mereka dapat diambil suri tauladan bagaimana wanita berprilaku, bagaimana bertindak-tanduk, bagaimana harus belajar, dan lainnya yang ada hubungannya dengan masalah-masalah kehidupan.    

Laki-laki dan Wanita Sama Derajatnya di Sisi Allah SWT
            Kalau dilihat dari segi kehambaan antara laki-laki dan wanita di sisi Allah SWT yang Maha Adil, maka sesungguhnya Allah SWT tidak membeda-bedakan dua jenis makhluk tersebut, yang membedakan antara mereka adalah semata-mata perbuatan baik dan perbuatan buruk yang dilakukan oleh masing-masing. Laki-laki dan wanita seperti yang disebut di atas tidak dibeda-bedakan, sama-sama berhak masuk surga, sama-sama diperbolehkan turut berlomba memperoleh kebajikan, mengabdi kepada masyarakat dan agama. Kalo laki-laki saja boleh maju, kenapa wanita tidak?.
Sungguh sangat rendah tindakan seseorang yang memandang rendah kaum wanita. Anak lelaki disekolahkan dan dimasukkan ke tempat-tempat pendidikan dan pengajian, tetapi anak wanita dibiarkan di rumah saja, padahal mereka nantinya akan menjadi ibu rumah tangga dan akan menjadi madrasah pertama bagi anak-anaknya. Memang ada jabatan-jabatan penting yang tidak diberikan Allah SWT kepada kaum wanita seperti jabatan kenabian dan kerasulan, tetapi bukankah yang melahirkan para nabi dan rasul itu adalah kaum wanita???
            Begitu juga bagi kaum wanita kurang dibenarkan, untuk memangku jabatan sebagai khalifah baik dilakukan sendirian maupun bersama kaum pria, namun pada permulaan Islam terdapat wanita terpelajar dan terkemuka, bahkan banyak pula diantara mereka yang melebihi kaum pria, seperti Ummul Mukminin (Ibu orang beriman), yaitu istri-istri Nabi Muhammad…

Intinya nih, kekurangan yang ada pada diri kaum wanita tidak akan mengurangi derajatnya, karena masih banyak jabatan-jabatan penting yang dapat dipegangnya sesuai dengan kadar kemampuannya sebagai seorang wanita…

Emansipasi berarti kesetaraan???
Ada yang mengatakan bahwa emansipasi tidak perlu lagi dibicarakan karena sejak awal Islam telah memberikan kesetaraan. Di sisi lain ada yang memaknai dengan “persamaan”yang identik dengan produk pemikiran barat yang menyesatkan seperti tercermin dalam bentuk kebebasan, yang dilebelkan dengan gerakan “Women Liberation”. Dalam gerakan ini perempuan memiliki hak-hak yang sama dengan laki-laki yang kadangkala di luar batas kodrat dan harkat perempuan.

Wallahua’lam bishowab…

Tidak ada komentar: