“ Barang
siapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam
keadaan beriman. Maka sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang
baik dan sesungguhnya akan kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang
lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan”. (Q.S. An Nahl [16] : 97)
Sebelum Islam datang, di masa jahiliyah kaum
wanita dianggap sebagai manusia yang kurang berharga dan kurang berguna bagi
kehidupan, bahkan hanya dianggap sebagai pelampiasan nafsu kaum lelaki, sesudah
itu habislah perannya. Bahkan para ayah malu dan merasa aib apabila mempunyai
anak wanita. Untuk menghilangkan rasa malu tersebut, mereka mengubur
hidup-hidup anak perempuannya. Mereka betul-betul benci kepada kaum wanita,
seperti apa yang dilakukan sendiri oleh Umar bin Khatab sebelum masuk Islam.
Kehadiran
Nabi Muhammad SAW ke dunia dinyatakan oleh Allah sebagai pembawa rahmat bagi
semua umat manusia, termasuk kepada kaum wanita. Derajat wanita terangkat
sebagai manusia yang mempunyai sifat lemah lembut. Hal tersebut dinyatakan
dalam ayat-ayat Allah dan hadits-hadits Rasulullah SAW.
Sejarah
membuktikan bahwa sejak kelahiran Islam itulah, sebenarnya dimulai
gerakan-gerakan kemerdekaan dan emansipasi wanita yang diawali oleh Nabi
sendiri yang telah mempelopori kemerdekaan dan emansipasi wanita itu dimulai
dari keluarganya sendiri, istri-istrinya dan putrinya, sanak keluarga-keluarga
para sahabat. Dari mereka dapat diambil suri tauladan bagaimana wanita
berprilaku, bagaimana bertindak-tanduk, bagaimana harus belajar, dan lainnya
yang ada hubungannya dengan masalah-masalah kehidupan.
Laki-laki
dan Wanita Sama Derajatnya di Sisi Allah SWT
Kalau
dilihat dari segi kehambaan antara laki-laki dan wanita di sisi Allah SWT yang
Maha Adil, maka sesungguhnya Allah SWT tidak membeda-bedakan dua jenis makhluk
tersebut, yang membedakan antara mereka adalah semata-mata perbuatan baik dan
perbuatan buruk yang dilakukan oleh masing-masing. Laki-laki dan wanita seperti
yang disebut di atas tidak dibeda-bedakan, sama-sama berhak masuk surga,
sama-sama diperbolehkan turut berlomba memperoleh kebajikan, mengabdi kepada
masyarakat dan agama. Kalo laki-laki saja boleh maju, kenapa wanita tidak?.
Sungguh sangat rendah
tindakan seseorang yang memandang rendah kaum wanita. Anak lelaki disekolahkan
dan dimasukkan ke tempat-tempat pendidikan dan pengajian, tetapi anak wanita
dibiarkan di rumah saja, padahal mereka nantinya akan menjadi ibu rumah tangga
dan akan menjadi madrasah pertama bagi anak-anaknya. Memang ada jabatan-jabatan
penting yang tidak diberikan Allah SWT kepada kaum wanita seperti jabatan
kenabian dan kerasulan, tetapi bukankah yang melahirkan para nabi dan rasul itu
adalah kaum wanita???
Begitu
juga bagi kaum wanita kurang dibenarkan, untuk memangku jabatan sebagai
khalifah baik dilakukan sendirian maupun bersama kaum pria, namun pada
permulaan Islam terdapat wanita terpelajar dan terkemuka, bahkan banyak pula
diantara mereka yang melebihi kaum pria, seperti Ummul Mukminin (Ibu orang beriman), yaitu istri-istri Nabi
Muhammad…
Intinya nih, kekurangan yang ada pada diri kaum
wanita tidak akan mengurangi derajatnya, karena masih banyak jabatan-jabatan
penting yang dapat dipegangnya sesuai dengan kadar kemampuannya sebagai seorang
wanita…
Emansipasi
berarti kesetaraan???
Ada yang mengatakan bahwa emansipasi tidak perlu
lagi dibicarakan karena sejak awal Islam telah memberikan kesetaraan. Di sisi
lain ada yang memaknai dengan “persamaan”yang identik dengan produk pemikiran
barat yang menyesatkan seperti tercermin dalam bentuk kebebasan, yang
dilebelkan dengan gerakan “Women
Liberation”. Dalam gerakan ini perempuan memiliki hak-hak yang sama dengan
laki-laki yang kadangkala di luar batas kodrat dan harkat perempuan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar