Jumat, 07 Oktober 2016

QURBAN

"Maka laksanakanlah shalat karena Tuhanmu, dan berkurbanlah (sebagai ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah swt)."


 Terlalu jahat, ketika syukur hanya dilakukan ketika kondisi hidup dirasa lebih baik dari orang lain, ketika nilai UAS lebih baik dari yang lain, atau dilakukan hanya pada saat kita telah memiliki apa yang kita mau.

Berawal dari niat yang tak kunjung terealisasi sejak 3 tahun lalu, tepatnya saat usia memasuki kepala 2. Tepat di no 102 daftar mimpi yang saya tuliskan, "Berqurban di usia 20 tahun" yang saat itu hanya saya tulis karena mungkin faktor ikut-ikutan, atau malah niat meninggikan kekerenan. Entahlah, pada saat itu di setiap memasuki Bulan Dzulhijah selalu saya sampaikan niat yang perlu diluruskan itu kepada bapak. Namun disetiap jawaban beliau pasti belum mengizinkan. Kesal, tidak terima dengan keputusan beliau waktu itu. Kenapa cuma bapak yang qurban? pahalanya cuma buat bapak dong, dalam hati kesal!

Setiap tahun, hal itu saya perjuangkan. Minimal dapat izin dulu dari kapten, si bapak. Karena saya masih sangat menyadari tanggungjawab terhadap diri saya masih berada penuh di tangan beliau. Ya, termasuk hasil pengumpulan modal selama ini berasal dari lumbung beliau haha. Sampai pada akhirnya tahun ini, 3 tahun berlalu. Saya coba yakinkan dengan kesungguhan. Akhirnya tahun ini saya bisa menjalin kerjasama dengan bapak. Yeah!

Waktu yang tidak sebentar menunggu acc dari bapak untuk bisa qurban. Disini saya belajar bahwa mungkin Allah swt mengizinkan saya, memberi waktu untuk meluruskan niat, agar amal yang dilakukan bukan hanya sekadar ikut-ikutan, dan yang paling penting modal senidiri (ini mungkin alasan terkuat dari bapak, haha). 

Pada akhirnya adalah bahwa ternyata Allah swt banyak menghadirkan hikmah dan pelajaran dari ibadah qurban ini, selain dalam konteks li ila kalimatillah, Allah swt juga mengajarkan bahwa sebagai hamba yang harus terus semangat dalam jalan dakwah ini sebelum Allah swt sendiri yang akan mengambil nikmat itu dari kita, na'udzubillah. 

Karena terlalu banyak nikmat yang terlewat untuk kita syukuri, terlalu banyak nikmat yang tidak patut menjadi alasan untuk berlarut dalam kesedihan. Semoga Allah senatiasa memberi kesempatan untuk terus bersyukur lewat cara apapun. 

Allahua'lam bisshowab...



12 September 2016
Tulisan lama yang baru sempat diperkaya dan diposting.
Disponsori oleh Sang Kapten yang sudah bersedia bekerjasama dengan baik, semoga akan terus lebih baik lagi.  

Tidak ada komentar: