Rabu, 20 Maret 2013

MANUSIA BERKARAKTER HEWAN


Ini adalah salah satu ‘intermezo’ bersama teman saya saat perjalanan pulang dari kampus.
“Nis, coba deh kamu sebutin 3 hewan yang terlintas aja.” Katanya.
“Apa yaa??”
“Udah, yang langsung terlintas di benakmu aja, yang disuka maupun gak disuka. Pokoknya yang terlintas.”
Saya masih saja memikirkannya walau disuruh untuk mengatakan yang terlintas saja. Waspada saja, kalau-kalau hewan-hewan itu mengartikan sesuatu. Bingung juga sebenarnya, akhirnya ya saya ucapkan yang benar-benar terlintas.

“Burung.” Jawab saya.
“terus???”
“Kelinci.” Ini karena saya baru baca artikel tentang kelinci, hehe.
“Oke, terus apa lagi?”
Untuk yang ketiga ini entah kenapa saya sangat berpikir keras. Benar-benar tidak ada yang terlintas.
“Ayooo, apa lagi??” Temanku tak sabar.
“Kunang-kunang!!!”

“Udah ya, sebenarnya hewan pertama yang kamu sebutkan itu menunjukkan karakter yang ingin kamu tunjukkan pada orang lain. Burung, berarti kamu ingin terlihat bebas. Kamu ingin orang lain melihat kamu sosok yang simple, gak ribet.” Jelas temanku
“Masa???” tukas saya tidak langsung percaya.

“Kalau hewan yang kamu sebutkan kedua adalah karakter yang orang lihat dari kamu. Kelinci itu menggambarkan bahwa, pertama kali orang lihat kamu, orang lain langsung tertarik, suka, entah kenapa hal itu terjadi. Sepertinya ada satu hal kecil yang membuat orang lain tertarik.” Jawabnya seperti ahli ramal, huh.
Saya langsung senyum-senyum sendiri. Hal yang wajar ketika kita merasa dipuji orang lain :D.

“Nah, hewan yang ketiga ini menggambarkan karakter kamu yang sesungguhnya. Kunang-kunang, jarang orang terlintas lalu menyebut hewan ini. Kunang-kunang, apa ya??”
“Mana aku tahu.” Jawabku kesal
“Nanti deh aku sms ya, perlu analisis hewan dulu.” Jawabnya denga gaya yang sok tahu.
“Gimana sih, perlu diragukan nih jawaban-jawaban sebelumnya.” Tukasku
“Santai, terserah kamu percaya atau enggak. Tapi dari raut wajahmu, kamu meng’iya’kan jawaban-jawabanku tadi.” Jawabnya sambil tertawa.

Perjalanan kami memang sudah sampai depan kost-ku. Kami-pun berpisah.
Tidak lama setelah saya memasuki kamar, tiba-tiba handphone saya berdering menunjukkan ada sms masuk. Benar ternyata, sms dari temanku. Isinya, jawaban karakter hewan yang belum terjawab tadi. Begini smsnya :
Oh ye ini arti kunang2 :
Penyendiri, berusaha memberikan arti ke orang lain walaupun kecil

Saya langsung kembali senyum-senyum sendiri. Secara tidak langsung telah meng’iya’kan pernyataan teman saya itu. Teman saya ini memang dari jurusan Biologi. Menurutnya, hanya orang-orang tertentu yang dapat menjawab karakter-karakter manusia dari hewan (aneh) dan memang ada buku khusus, semacam buku psikologi untuk membaca karakter orang dari karakter hewan, LOL.

Kalau saya beri simpulan sendiri, orang-orang yang ‘katanya’ di baca karakternya itu sebenarnya telah tersugesti dengan ucapan orang yang ‘katanya’ membaca karakternya. Sehingga, orang-orang yang dibaca karakternya itu meng’iya’kan. Dengan kata lain, setuju bahwa karakter yang dibaca itu sesuai dengan dirinya, meskipun memang telah banyak penelitian terhadap karakter manusia ini. Sugesti yang baik akan menciptakan hal yang lebih baik, sugesti yang buruk akan menyadarkan kita untuk memberikan yang terbaik. Intinya, tetap harus memberikan karakter terbaik untuk orang-orang yang ada di sekeliling kita. Pura-pura jadi orang baik tidak masalah, siapa tahu dengan berpura-pura baik kita jadi terbiasa untuk selalu berbuat baik. Saya kurang sepakat dengan kalimat, Hidup harus jadi diri sendiri, harus apa adanya. Kenapa harus jadi diri sendiri yang buruk jika sebenarnya bisa lebih baik? Kenapa harus apa adanya kalau ternyata hidup itu bisa lebih dari sekadar apa adanya.

Allahua’lam bishowab