Dunia mahasiswa
memang tidak ada bosannya untuk saya ceritakan. Setiap detik perjalanan hidup
di dalamnya, pasti ada hal yang mengesankan. Salah satunya ini, SAYA DAN
PEMIRA. Bisa dibilang, terlibatnya saya dalam PEMIRA 2012 adalah hal yang
paling mengesankan di tahun 2012. Kenapa? Karena di PEMIRA, saya dapat
benar-benar merasakan atmosfir kehidupan mahasiswa yang sesungguhnya. Tidak
hanya sebagai event organizer pelaksanaan
PEMIRA itu sendiri, tapi disini juga benar-benar diuji bagaimana mempertahankan
sebuah idealisme sebagai mahasiswa. Saya banyak belajar dari PEMIRA. Keberanian
dan tanggung jawab adalah modal utama terjun dalam event demokrasi kampus ini. Untuk itu, saya memberikan space khusus dalam blog saya.
Rame yak ^_^
Menginjak akhir masa
jabatan Ketua BEM, senat, dan lembaga mahasiswa kampus. UDIP mulai hangat
dengan isu Pemilihan Raya yang biasa disebut PEMIRA. Yap, PEMIRA! Pesta
demokrasi tahunan di kalangan mahasiswa. Disinilah ajang pemilihan dan
penentuan pemimpin lembaga tinggi kampus dan mahasiswa. PEMIRA adalah serangkaian kegiatan, dimulai dari pencalonan Ketua BEM dan anggota senat fakultas, kampanye (tertulis dan dialogis), hingga pemilihan. HMJ, senat, BEM adalah
lebaga kampus tinggi sebagai pusat koordinasi organisasi-organisasi di
bawahnya, menjadi lahan perebutan kepentingan dan menjadi pengaruh sangat besar
bagi berbagai basis ideologi gerakan mahasiswa. PEMIRA adalah bagian kecil dari
sistem demokrasi yang dibangun intern kampus yang mirip dengan realita yang
terjadi dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Tidak heran jika PEMIRA menjadi
pusat perhatian sebagian besar mahasiswa. Jika diibaratkan, BEM adalah pusat
pemerintahan, lembaga eksekutif, sebut saja DPR. Senat adalah lembaga
legislatif, pengawas, sebut saja MPR. HM adalah pemerintah daerahnya. Partai
mahasiswa sebagai transportasi politik untuk mencapai kepentingan politik,
sebut saja partai politiknya. Hal ini yang
menyebabkan PEMIRA menjadi sorotan khusus sebagian besar mahasiswa. Sama halnya
saat pemilihan Presiden Republik Indonesia, dimana kita menginginkan pemimpin
yang membawa perubahan ke arah yang lebih baik untuk negara (re:kampus).
Dialog terbuka di taman FSM
#2 atribute dari salah satu calon
Jika sebelumnya saya
hanya terlibat dalam kepanitiaan penyelenggaraan sebuah event lembaga fakultas.
Di PEMIRA inilah selain dapat terlibat event universitas, saya dapat paket
tambahan, yaitu merasakan politik kampus
yang sangat … undescription. Diawali
dengan dipilihnya saya sebagai perwakilan BEM Fakultas, untuk menggawangi event
demokrasi kampus tahunan ini, membuat saya membuka mata tentang politik kampus
yang terjadi di kalangan mahasiswa. Membuka mata bahwa inilah yang sesungguhnya
terjadi di dalam kampus hijau nan sejuk, yang sangat terlihat aman sentosa. Adu
argument, ancaman personal, perang kepentingan, adu domba, pencemaran nama
baik, penyebaran isu serampangan, terror tengah malam, kecurangan, merupakan
hal-hal yang biasa terjadi di PEMIRA. Disinilah, dituntut untuk bagaimana kita
menunjukkan sosok mahasiswa yang bermoral dan berintelektualitas dalam menghadapi
segala tekanan yang terjadi. Dalam PEMIRA ini, saya di tempatkan di divisi
verifikasi. Divisi verifikasi ini merupakan divisi yang penting dalam PEMIRA. Divisi
yang terdiri dari 4 orang anggota ini adalah divisi yang berkaitan dengan
data-data ke-PEMIRAAN, dari mulai persyaratan calon Ketua BEM dan senat, penyeleksian
berkas yang masuk, koordinator PPS (Panitia Pemungutan Suara), hingga
acara puncak (13 Desember 2012) pelaksanaan pemilu terkait surat suara. Hal ini mungkin yang menyebabkan divisi
verifikasi sering berhubungan dengan mahasiswa, khususnya yang ingin
mencalonkan diri sebagai Ketua BEM atau anggota senat, sering ditanya-tanya,
dituntut untuk tegas dan dapat berdialektika dengan baik merupakan hal yang biasa
dan harus dimiliki setiap anggotanya. Pertanyaan serta ancaman yang menekan dan
mengganggu kenyamanan sering saya alami saat keberlangsungan PEMIRA, protes dan
kritik yang menjurus ke arah destruktif, menuntut keberanian dan tanggung
jawab.
Hal-hal tersebut
yang membuat saya membuka mata tentang poitik kampus, yang tidak jauh dari
realita yang terjadi dalam kehidupan bernegara.
Betapa
jahatnya politik
(Chairul
Tanjung, 2012)
Namun, ini adalah
pembelajaran kawan. Lahan pembelajaran kehidupan berdemokrasi bagi mahasiswa
yang terlibat dalam PEMIRA ini, khususnya saya. Mahasiswa yang kelak akan
terjun langsung dalam kehidupan politik yang sesungguhnya. Meskipun nanti
memang mahasiswa yang terlibat dalam perpolitikan kampus ini tidak dituntut
untuk terjun langsung dalam dunia perpolitikan negara. Pastinya, politik kampus
ini mengasah kepekaan, kepedulian, dan kepemahaman mahasiswa tentang realitas
sosial yang terjadi. Allahua'lam.