Senin, 07 Januari 2013

SAYA DAN PEMIRA

suasana PEMIRA FSM (kampanye)
Dunia mahasiswa memang tidak ada bosannya untuk saya ceritakan. Setiap detik perjalanan hidup di dalamnya, pasti ada hal yang mengesankan. Salah satunya ini, SAYA DAN PEMIRA. Bisa dibilang, terlibatnya saya dalam PEMIRA 2012 adalah hal yang paling mengesankan di tahun 2012. Kenapa? Karena di PEMIRA, saya dapat benar-benar merasakan atmosfir kehidupan mahasiswa yang sesungguhnya. Tidak hanya sebagai event organizer pelaksanaan PEMIRA itu sendiri, tapi disini juga benar-benar diuji bagaimana mempertahankan sebuah idealisme sebagai mahasiswa. Saya banyak belajar dari PEMIRA. Keberanian dan tanggung jawab adalah modal utama terjun dalam event demokrasi kampus ini.  Untuk itu, saya memberikan space khusus dalam blog saya. 





Rame yak ^_^
Menginjak akhir masa jabatan Ketua BEM, senat, dan lembaga mahasiswa kampus. UDIP mulai hangat dengan isu Pemilihan Raya yang biasa disebut PEMIRA. Yap, PEMIRA! Pesta demokrasi tahunan di kalangan mahasiswa. Disinilah ajang pemilihan dan penentuan pemimpin lembaga tinggi kampus dan mahasiswa. PEMIRA adalah serangkaian kegiatan, dimulai dari pencalonan Ketua BEM dan anggota senat fakultas, kampanye (tertulis dan dialogis), hingga pemilihan. HMJ, senat, BEM adalah lebaga kampus tinggi sebagai pusat koordinasi organisasi-organisasi di bawahnya, menjadi lahan perebutan kepentingan dan menjadi pengaruh sangat besar bagi berbagai basis ideologi gerakan mahasiswa. PEMIRA adalah bagian kecil dari sistem demokrasi yang dibangun intern kampus yang mirip dengan realita yang terjadi dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Tidak heran jika PEMIRA menjadi pusat perhatian sebagian besar mahasiswa. Jika diibaratkan, BEM adalah pusat pemerintahan, lembaga eksekutif, sebut saja DPR. Senat adalah lembaga legislatif, pengawas, sebut saja MPR. HM adalah pemerintah daerahnya. Partai mahasiswa sebagai transportasi politik untuk mencapai kepentingan politik, sebut saja partai politiknya. Hal ini  yang menyebabkan PEMIRA menjadi sorotan khusus sebagian besar mahasiswa. Sama halnya saat pemilihan Presiden Republik Indonesia, dimana kita menginginkan pemimpin yang membawa perubahan ke arah yang lebih baik untuk negara (re:kampus).  

Dialog terbuka di taman FSM
#2 atribute dari salah satu calon
Jika sebelumnya saya hanya terlibat dalam kepanitiaan penyelenggaraan sebuah event lembaga fakultas. Di PEMIRA inilah selain dapat terlibat event universitas, saya dapat paket tambahan,  yaitu merasakan politik kampus yang sangat … undescription. Diawali dengan dipilihnya saya sebagai perwakilan BEM Fakultas, untuk menggawangi event demokrasi kampus tahunan ini, membuat saya membuka mata tentang politik kampus yang terjadi di kalangan mahasiswa. Membuka mata bahwa inilah yang sesungguhnya terjadi di dalam kampus hijau nan sejuk, yang sangat terlihat aman sentosa. Adu argument, ancaman personal, perang kepentingan, adu domba, pencemaran nama baik, penyebaran isu serampangan, terror tengah malam, kecurangan, merupakan hal-hal yang biasa terjadi di PEMIRA. Disinilah, dituntut untuk bagaimana kita menunjukkan sosok mahasiswa yang bermoral dan berintelektualitas dalam menghadapi segala tekanan yang terjadi. Dalam PEMIRA ini, saya di tempatkan di divisi verifikasi. Divisi verifikasi ini merupakan divisi yang penting dalam PEMIRA. Divisi yang terdiri dari 4 orang anggota ini adalah divisi yang berkaitan dengan data-data ke-PEMIRAAN, dari mulai persyaratan calon Ketua BEM dan senat, penyeleksian berkas yang masuk, koordinator PPS (Panitia Pemungutan Suara), hingga acara puncak (13 Desember 2012) pelaksanaan pemilu terkait surat suara. Hal ini mungkin yang menyebabkan divisi verifikasi sering berhubungan dengan mahasiswa, khususnya yang ingin mencalonkan diri sebagai Ketua BEM atau anggota senat, sering ditanya-tanya, dituntut untuk tegas dan dapat berdialektika dengan baik merupakan hal yang biasa dan harus dimiliki setiap anggotanya. Pertanyaan serta ancaman yang menekan dan mengganggu kenyamanan sering saya alami saat keberlangsungan PEMIRA, protes dan kritik yang menjurus ke arah destruktif, menuntut keberanian dan tanggung jawab.

Hal-hal tersebut yang membuat saya membuka mata tentang poitik kampus, yang tidak jauh dari realita yang terjadi dalam kehidupan bernegara.

Betapa jahatnya politik
(Chairul Tanjung, 2012)

Namun, ini adalah pembelajaran kawan. Lahan pembelajaran kehidupan berdemokrasi bagi mahasiswa yang terlibat dalam PEMIRA ini, khususnya saya. Mahasiswa yang kelak akan terjun langsung dalam kehidupan politik yang sesungguhnya. Meskipun nanti memang mahasiswa yang terlibat dalam perpolitikan kampus ini tidak dituntut untuk terjun langsung dalam dunia perpolitikan negara. Pastinya, politik kampus ini mengasah kepekaan, kepedulian, dan kepemahaman mahasiswa tentang realitas sosial yang terjadi. Allahua'lam.


31 Desember 2012 (11.55 pm)
Malam Tahun Baru (di bawah guyuran kembang api)